Home / ARTIKEL / Nasehat Syaikh Abdul Karim Al Jazairiy Hafizhahullah

Nasehat Syaikh Abdul Karim Al Jazairiy Hafizhahullah

Nasehat Syaikh Abdul Karim Al Jazairiy hafizhahullah untuk pembelajar pemula dalam menghadapi khilaf pada cara pengucapan hukum iqlab dan ikhfa' syafawi_________________Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa para ulama berbeda pendapat dalam pengucapan hukum iqlab dan ikhfa' syafawi menjadi 2 pendapat, yaitu:1. Madrasah Ahli Mesir.Membaca dengan furjah (merenggangkan kedua bibir).2. Madrasah Ahli Syam.Membaca dengan ithbaq (merapatkan kedua bibir).Dan kami ingatkan, bahwa seorang pembelajar pemula tidaklah sepantasnya ikut campur dalam masalah ini.Namun hendaklah dia menyibukkan diri untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat dan terus belajar.Biarlah perbedaan pendapat ini menjadi tugas para ulama.Adapun jika seorang pembelajar pemula belum apa-apa sudah masuk ke ranah khilaf, kemudian tiba-tiba menyakiti para ulama dan para qori', maka tidak diragukan lagi bahwa itulah akhir perjalanannya.Karena perlu diingat bahwa daging ulama itu beracun.Maka seorang pembelajar hendaklah menjaga lisannya.Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:(أمسك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيئتك)Hafalkan!Teruslah belajar!Jika memang gurumu membacakan dengan furjah, maka bacalah dengan cara tersebut.Dan jika gurumu membacakan dengan ithbaq, maka bacalah dengan cara tersebut.Sampai jika engkau sudah mantap, hafal matan-matan (ilmu tajwid), banyak membaca buku para ulama ahli qiroah, kemudian engkau hendak membahas permasalahan ini dan ternyata hatimu tenang untuk mengucapakan dengan ithbaq, maka ucapkanlah dengan ithbaq.Dan jika hatimu tenang untuk mengucapakannya dengan furjah, maka ucapkanlah dengan furjah.Adapun jika ada seseorang yang baru belajar dan belum hafal apa-apa sedangkan dia membaca dengan ithbaq misalkan, kemudian kok berani-beraninya bertanya kepada syaikh untuk mengetesnya, "Bagaimana pendapatmu tentang merapatkan kedua bibir (pada hukum iqlab dan ikhfa' syafawi) ?"Dan ternyata syaikh menjawab, "Saya membaca dengan furjah (merenggangkan kedua bibir)."Kemudian dia pergi dan meninggalkan syaikh tersebut (tidak mau belajar).Tidak !Tentu ini adalah salah besar !Tugasmu adalah mengambil faedah, dan belajarlah !Dan nanti, jika engkau semakin matang (dalam ilmu) insyaaAllah, maka bahaslah masalah ini, dan mana yang membuat hatimu tenang maka lakukanlah.Sebagaimana yang kemarin saya sampaikan bahwa DR. Aiman Rusydi Suwaid memiliki perkataan yang indah (tentang permasalahan ini):"Aku membaca selama 15 atau 20 tahun dengan furjah, kemudian aku mulai membahas permasalahan ini (dengan detail), dan ternyata hatiku lebih tenang (mantap) untuk membaca dengan ithbaq, maka sekarang aku pun membacakan kepada orang lain dengan ithbaq."Inilah DR. Aiman Rusydi Suwaid.Adapun engkau pembelajar kecil (newbi) kok sibuk dengan permasalah ini, kemudian malah menyakiti para ulama, membicarakan tentang mereka, mengatakan:"Ini bukanlah qori',Ini sanadnya rendah,Ini sanadnya tinggi."Maka tentulah ini tidak diperkenankan.Dan tidak boleh bagi pembelajar siapapun itu ikut campur masalah ini.Hendaklah engkau belajar, engkau perbaiki bacaanmu, dan serahkan permasalahan ini kepada para ulama kibar, merekalah yang mengetahui permasalahan ini dengan detail.Bukan engkau!Yang baru mulai belajar kemarin sore, kemudian hari ini berani berkomentar dan menyakiti para ulama.Jadi kesimpulannya, jagalah lisanmu, dan belajarlah!Barang siapa yang melakukan hal ini, maka insyaaAllah ia akan berjaya.Dan barang siapa yang sibuk mengomentari para ulama dan menyakiti mereka, maka dia pasti akan tersibukkan dan akhirnya terpaling dari jalur Al Qur'an.Karena jalurnya Al Qur'an hanyalah bagi mereka yang memperbaiki niatnya.Barang siapa yang niatnya baik, insyaaAllah Dia akan memberikan taufiq kepadanya.Dan barang siapa yang niatnya rusak (wal 'iyaadzubillah), maka tidak ada taufiq baginya dan juga kesuksesan.Maka hendaklah kita perbaiki niat kita, dan marilah kita sadar diri bahwa kita ini baru belajar, sehingga hendaklah kita senantiasa rendah hati dan terus belajar.Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita.Disarikan dari cuplikan dars Syaikh Abdul Karim Al Jazairiy pada pembahasan Iqlab dan Ikhfa' Syafawi.Akhukum: Abdur Rohman FadholiBekasi, 13 Ramadhan 1438 H

Posted by ‎معهد الإمام الذهبي‎ on Wednesday, June 7, 2017

 

Nasehat Syaikh Abdul Karim Al Jazairiy hafizhahullah untuk pembelajar pemula dalam menghadapi khilaf pada cara pengucapan hukum iqlab dan ikhfa’ syafawi
_________________

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa para ulama berbeda pendapat dalam pengucapan hukum iqlab dan ikhfa’ syafawi menjadi 2 pendapat, yaitu:

1. Madrasah Ahli Mesir.
Membaca dengan furjah (merenggangkan kedua bibir).

2. Madrasah Ahli Syam.
Membaca dengan ithbaq (merapatkan kedua bibir).

Dan kami ingatkan, bahwa seorang pembelajar pemula tidaklah sepantasnya ikut campur dalam masalah ini.

Namun hendaklah dia menyibukkan diri untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat dan terus belajar.

Biarlah perbedaan pendapat ini menjadi tugas para ulama.

Adapun jika seorang pembelajar pemula belum apa-apa sudah masuk ke ranah khilaf, kemudian tiba-tiba menyakiti para ulama dan para qori’, maka tidak diragukan lagi bahwa itulah akhir perjalanannya.
Karena perlu diingat bahwa daging ulama itu beracun.

Maka seorang pembelajar hendaklah menjaga lisannya.

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

(أمسك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيئتك)

Hafalkan!

Check Also

Prestasi Santri Ma’had Al Imam Adz-Dzahabi

  🎊 SELAMAT Alhamdulillah. Kami turut berbahagia mendengar kabar sore hari ini, beberapa santri utusan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *